Sudah cek info Mengenang 19 Tahun Lalu Pesawat Terbang di Sungai Bengawan Solo? Cari info nostalgia di Solo. Cari info Solo terbaru? Cek update Solo Info. Cek sekarang juga….
SoloInfo.id – Masih ingatkah ini? Nostalgia peristiwa di Solo yuk. Jelajah ingatan masa lalu di Solo dan sekitar. Apakah kamu warga Kota Solo? Pernahkah kamu merasa sedih saat mengingat sebuah peristiwa besar di Solo ini. Kamu pasti ingat dan memiliki kenangan masa lalu, menyaksikan bahkan sempat mengetahui peristiwa besar masa lalu di Solo ini..Ada update solo info hari ini, kamu ingat, Mengenang 19 Tahun Lalu Pesawat Terbang di Sungai Bengawan Solo??….
…
Sih do kelingan pora lurr?
.
Tepat hari ini, 19 Tahun Lalu, Pesawat Garuda Menembus Badai Es dan Mendarat di Bengawan Solo.
Ada yang masih ingat dengan kejadian di Desa Serenan, Juwiring, Klaten ini?
Sembilan belas tahun yang lalu, yaitu pada 16 Januari 2002, pesawat B737-300 Garuda Indonesia penerbangan GA421 ditching atau mendarat di sungai Bengawan Solo. Penyebabnya, kedua mesin pesawat mati saat terbang akibat menembus badai hujan dan es.
Pesawat rute Lombok – Yogyakarta itu membawa 54 penumpang dan 6 kru. Seluruh penumpang selamat, tetapi seorang kru awak kabin ditemukan tewas, diduga akibat benturan saat pesawat mendarat.
GA421 dijadwalkan terbang dari Selaparang, Mataram, pada pukul 15.00 WITA. Pesawat B737-300 registrasi PK-GWA yang dipiloti oleh Kapten Abdul Rozak itu kemudian menuju ketinggian jelajah 31.000 kaki. Pesawat dijadwalkan tiba di Yogyakarta sekitar pukul 17.30 WIB.
Namun saat meninggalkan ketinggian jelajah untuk turun ke bandara Adisutjipto, di atas wilayah Rembang, kapten penerbangan memutuskan untuk sedikit menyimpang dari rute seharusnya, atas izin ATC. Hal itu dilakukan karena di depan terdapat awan CB yang mengandung hujan dan petir. Kru pesawat mencoba untuk terbang di antara dua sel awan badai.
Sekitar 90 detik setelah memasuki awan yang berisi hujan, saat pesawat turun ke ketinggian 18.000 kaki dengan kondisi mesin dalam posisi idle, kedua mesin tiba-tiba mati dan kehilangan daya dorong (thrust).
.
Pilot dan kopilot pun saat itu mencoba untuk menghidupkan unit daya cadangan (auxiliary power unit/APU) untuk membantu menyalakan mesin utama, tetapi tidak berhasil.
Penyelidikan yang dilakukan menyebut bahwa kru kokpit mencoba menyalakan mesin dengan interval setiap satu menit. Manual B737 yang dikeluarkan Boeing menyebut APU mesti dinyalakan dalam interval 3 menit sekali.
Ketika pesawat sampai di ketinggian 8.000 kaki, dan kedua mesin belum berhasil di-restart, pilot melihat alur sungai Bengawan Solo dan memutuskan untuk melakukan pendaratan di sana. Pesawat pun melakukan ditching tanpa mengeluarkan roda pendaratan maupun flaps (menjulurkan sayap).
.
#solozamandulu
©kompascom @solozamandulu
…
Source from: ©kompascom
…
.…
Repost from ©kompascom
Update Informasi di Solo: Sabtu, 16 Januari 2021
Sumber : Informasi dari Instagram @soloinfo
…
Solo Info / Informasi Kota Solo 2021
…